Langkah-Langkah Sulit Yang Harus Dijalani Untuk Menjadi Dokter

Di Indonesia, pendidikan kedokteran mengacu pada Kurikulum Inti Pendidikan Kedokteran Indonesia (KIPDI), yang saat ini digunakan KIPDI III.

KIPDI III merupakan sistem terbaru yang menggunakan metode sistem Problem Based Learning (PBL) dengan konsep SPICES (Student centered, Problem based learning, Community oriented, Early klinis exposure, Systematic).

Kurikulum ini mengintegrasikan area praktik klinis dan praklinis dan memperkenalkan siswa pada pengetahuan klinis melalui pelatihan kasus dan keterampilan dengan hantu (model) dan bahkan pasien.

Di fakultas kedokteran, pembelajaran tidak terbatas pada interaksi tatap muka antara mahasiswa dan dosen di kelas, tetapi juga mencakup kuliah interaktif, tutorial, praktikum, seminar, dan kerja lapangan.

Program sarjana kedokteran biasanya memiliki beban studi total 144 sks (Sistem Kredit Semester), yang membutuhkan waktu 7 hingga 14 semester atau 3,5 hingga 7 tahun untuk menyelesaikannya. Hal ini tergantung pada kemampuan dan kedisiplinan siswa.

Baca Juga Dokter Spesialis Lampung,

Namun, jika Anda disiplin, gigih, dan termotivasi, biasanya Anda bisa menyelesaikannya dalam 7 atau 8 semester, atau 3,5 hingga 4 tahun.

Bagaimana jika kita telah menyelesaikan pendidikan kita dengan berhasil menyelesaikan seluruh beban studi kumulatif selama 7 sampai 14 semester?

Jika kita berhasil menyelesaikannya, kita akan lulus dengan gelar Sarjana Kedokteran, juga dikenal sebagai S. Ked. Bisakah kita memasuki dunia kerja?

Tidak, belum! Pertama-tama kita harus mendapatkan gelar profesional, juga dikenal sebagai “dr.”, dan kemudian maju ke dunia co-assist (co-asisten)/dokter muda.

Sekarang mari kita uraikan tiga tahap pendidikan kedokteran, dimana tahap 1 dan 2 diselesaikan selama pendidikan kedokteran sarjana dan tahap 3 diselesaikan pada tahap profesi medis (co-ass),

Profesi Dokter (dr.) ini dapat kita tempuh hanya setelah menyelesaikan dan menerima gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.) dan menyelesaikan Tahap 3 seperti yang dijelaskan di atas.

Tahap 3 adalah tahap klinis, juga dikenal sebagai co-ass (asisten dokter)/dokter muda. Tahap ini ditempuh minimal selama tiga semester. Pada titik ini, dokter muda akan belajar dan ditugaskan ke tempat praktik, seperti rumah sakit.

Selama tahap klinis ini, co-assessor/dokter muda akan melalui berbagai tahapan atau divisi di rumah sakit, seperti penyakit dalam, kebidanan, bedah, THT, dan sebagainya.