Madu Hutan dan Upaya Pelestarian Alam

Segala perihal yang ada di alam, diciptakan untuk dimanfaatkan manusia. Namun tentu saja pemanfaatannya tidak boleh terlalu berlebih dan senantiasa menyimak kekuatan dukung dan kelestarian alam.

Tidak jikalau didalam pemanfaatan hasil hutan. Harus menyimak kelestarian hutan. Untuk madu hutan, tak sekedar bermanfaat bagi kesehatan manusia, keberadaannya terhitung sanggup bermanfaat sebagai agen pelestarian hutan.
Karena madu hutan sanggup menolong penduduk lokal untuk beroleh pendapatan, dan merawat keberlangsungan penyerbukan tumbuhan, maka penduduk perlu merawat lokasi pohon dan terhitung tempat lebih kurang tempat lebah mencari nektar.

Lebah hutan hanya sanggup bersarang di pohon dengan suasana hutan yang tetap terjaga. Daya jangkau lebah didalam mencari nektar bunga kurang lebih tiga kilometer dari tempat mereka bersarang. Jadi seumpama di suatu tempat terkandung koloni lebah hutan dan penduduk lebih kurang mengidamkan beroleh manfaat langsung dari hasil madu hutan tersebut, maka penduduk lebih kurang perlu mau merawat hutan. Terutama dari ancaman perusakan dan pembakaran hutan, penebangan liar, maupun konversi lahan, sebagaimana yang sepanjang ini sudah diperjuangkan oleh WALHI.

WALHI atau Wahana Lingkungan Hidup Indonesia adalah sebuah organisasi non profit yang mengidamkan menjaga dan menaikkan kualitas lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Yang menjadi concern WALHI adalah permasalahan lingkungan yang berdampak besar pada kehidupan manusia, didalam wujud pemiskinan, ketidakadilan dan menurunnya kualitas hidup manusia. Sehingga kasus penyelamatan lingkungan hidup perlu menjadi sebuah gerakan publik dengan banyaknya perbedaan madu hutan dan madu ternak.

Kembali ke kasus pelestarian madu hutan. Selain merawat hutan agar senantiasa lestari, didalam memanen madu hutan pun tidak boleh ditunaikan secara berlebihan. Sarang lebah tidak boleh disita seluruhnya. Namun memadai dipotong sebanyak dua per tiga dari ujung sarang yang biasa dinamakan kepala sarang.

Karena hanya di bagian tersebut yang terkandung cadangan madunya. Sehingga lebah hutan senantiasa tinggal di pohon tersebut dan senantiasa mengolah madu yang sanggup dipanen kembali.

Inilah yang perlu dipahami para petani madu liar, jikalau mengidamkan usahanya konsisten berkesinambungan. Yakni dengan merawat alam dan tidak terlalu berlebih didalam menyita madu hutan.

Untungnya sementara ini sudah banyak grup petani madu hutan yang mengetahui pentingnya merawat kelestarian hutan agar mengolah madu hutan sanggup konsisten dipertahankan dan berikan pengaruh ekonomi jangka panjang kepada mereka.

Dengan mengonsumsi madu hutan asli, secara tidak langsung kita ikut menyita andil didalam menghormati jerih payah para petani yang memanen madu dengan langkah yang betul dan lestari.

Sehingga ke depannya anak cucu kita senantiasa sanggup mencicipi manisnya madu hutan yang dihasilkan oleh Apis dorsata yang bebas dari bahan kimia.

Sudah semestinya segala anugerah alam yang diberikan Tuhan kepada kita dimanfaatkan secara bijak dan penuh pertimbangan. Bukankah demikianlah teman-teman?