Manfaat Belajar Penanganan Patah Tulang Tanpa Operasi

Tulang patah hingga hari ini masih terkesan menyeramkan di kalangan masyarakat. Hal ini yang sering membuat bingung dan panik untuk mengambil tindakan.

Memang untuk menangani patah tulang butuh pengetahuan dan ketrampilan khusus, bahkan untuk memberikan pertolongan pertama pada kasus patah tulang juga butuh pengetahuan khusus.

Banyak kasus kecelakaan yang menimbulkan patah tulang pada korban yang menjadi lebih parah karena pertolongan pertama pada kecelakaan tersebut tidak tepat, karena penolong tidak mempunyai pengetahuan dasar bagaimana mendiagnosa apakah ada tulang yang patah pada korban dan memberikan pertolongan pertama pada kasus patah tulang tersebut.

Tulang yang patah sebenarnya bisa menyambung dengan sendirinya, namun jika tanpa direposisi atau dikembalikan lagi pada posisi yang sebenarnya, kemungkinan sambungan tidak akan sempurna dan bisa menimbulkan kecacatan.

Penanganan patah tulang dengan melalui operasi ataupun tidak dengan operasi sebenarnya punya tujuan yang sama, yaitu mereposisi tulang agar ketika menyambung posisi tulang sudah dalam kondisi pada posisi semula. Reposisi yang tepat juga penting untuk mempercepat proses penyambungan tulang tersebut. Sambungan tulang yang renggang, karena reposisinya yang kurang tepat, akan memperlama proses penyambungan, karena pertumbuhan tulang pada tahap awal dibutuhkan untuk menutup celah tersebut terlebih dahulu dan baru terjadi penyambungan setelah celah tersebut tertutup.

Pemberian pen, gips ataupun biidai juga mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk melindungi dan mencegah tulang yang sudah direposisi tidak mengalami pergeseran. Tulang yang belum menyambung dengan sempurna atau sambungannya belum kuat masih rawan mengalami pergeseran. Dan pergeseran tulang inilah yang berpotensi menimbulkan kecacatan jika tidak dilakukan reposisi ulang.

Penanganan patah tulang secara tradisional (sangkal putung) umumnya tidak melalui jalan operasi. Diagnosa untuk mengetahui posisi dan kondisi tulang yang patah tersebut bisa melalui perabaan ataupun menggunakan hasil ronsen. Reposisi tulang dan pemberian perlindungan tulang setelah direposisi dilakukan diluar kulit tanpa melakukan operasi.

Metode penanganan patah tulang tanpa operasi ini cukup banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan efektifitasnya. Tidak bisa dipungkiri operasi memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan pada umumnya penanganan patah tulang dengan operasi pemasangan pen membutuhkan 2 kali operasi, yaitu ketika pemasangan pen dan pengambilan pen, setelah tulang menyambung dengan kuat.

Belajar penanganan patah tulang tanpa operasi bisa memberi banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya diwilayah yang jauh dari rumah sakit yang mempunyai fasilitas untuk operasi. 

Sa’at ini sudah banyak penyehat tradisional yang mau mengajarkan ilmu penanganan patah tulang tanpa operasi pada masyarakat umum. Namun perlu digaris bawahi bahwa sangat penting untuk memastikan bahwa pengajar memang mempunyai kompetensi dan pengalaman dibidang itu. Sehingga bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang benar-benar bisa digunakan secara baik.

Salah satu penyehat tradisional yang mengajarkan ilmu penanganan patah tulang ini adalah panti sehat Yanmu yang merupakan penyehat tradisional spesialis saraf dan tulang.

Panti sehat ini mengajarkan metode yang diberi nama metode Yanmu (Yanmu Method) yang sudah terbukti efektif dan cepat dalam membantu ribuan pasien selama bertahun-tahun.

Pengajaran metode Yanmu ini dilakukan dalam kegiatan pelatihan Yanmu Method yang sudah dilaksanakan dibeberapa kota, yaitu di Boyolali, Karanganyar, Jogja, Jakarta dan Surabaya.